Jumat, 29 Agustus 2014

Yuk Cari Tau Tentang Post Power Syndrome

Post Power Syndrome

Pasti terjadi, hadapi dengan ilmu, latihan dan dukungan sosial/komunitas

Apa itu?

Syndrome karena kehilangan power dalam waktu “sekejap”.
Semua yang “sekejap” memang berbahaya.  Tiba-tiba dapat power besar sama berbahayanya dengan tiba-tiba kehilangan power.
Saat bekerja di usia 20-an, kita memulai karir dengan power yang sedikit.  Perlahan-lahan kita membangun karir, yang otomatis, perlahan-lahan kita meningkatkan power yang kita miliki.   Dalam 30 tahun, power naik perlahan, tapi tiba-tiba power menjadi hilang. Lihat ilustrasi gambar 1 berikut.
Diagram Post Power Syndrome, Pusat Pelatihan Pensiun, 021 7870506

Normalkah…?


Sangat normal, kita semua pernah dan akan terus mengalaminya.  Kita selalu membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan perubahan, contohnya:
  • Naik pesawat ulang-alik, terbang vertikal keatas, lebih menyakitkan daripada naik pesawat yang perlahan-lahan terbang tinggi.
  • Turun secara tiba-tiba di udara (jatuh, naik roller coaster) lebih menyakitkan dari pada turun naik parasut.
  • Kalau ingin mendaki gunung tinggi (4000 m), kita tidak boleh langsung naik. Kita harus iklimisas +i 1 minggu di ketinggian yang perlahan naik (2000 m, 2500 m,  3000 m).
  • Kalau kita menyelam dan ingin naik ke permukaan, naiknya harus perlahan, kalau tidak paru-paru bisa meledak.
Tapi kita, manusia, diberi akal dan ilmu untuk mengatasinya.

Gejalanya Apa?

Gejala tergantung individu, tapi secara umum:
  • Selalu berusaha menunjukkan punya power
    • Bercerita terus menerus dan berulang-ulang tentang kesuksesan.
    • Membeli barang yang tidak perlu
    • Tidak bersedia dan tidak senang dinasehati
  • Sangat sensitif, mudah tersinggung dan marah
    • Tidak dibuatkan teh manis, tersinggung.
      • “jangan mentang-mentang Bapak sudah pensiun ya, buatin teh manis saja tidak mau”
      • “awas ya, biar sudah pensiun Bapak masih sanggup beli teh manis sendiri”
    • Jadi pendiam atau menyendiri, sakit karena kehilangan power ditelan sendiri. Tidak suka diajak bicara, tidak ekspresif, kehilangan semangat.

Cara Mengatasinya:

  • Tambah ilmu, cari tahu apa yang akan terjadi jika kehilangan power.
  • Kenali diri kembali.
  • Latihan, saat masih punya power latihan tidak punya power.
  • Ubah mindset: power hanya titipan, ketika diambil Sang Pemilik, harus ikhlas
  • Role play, saat masih punya power tapi sudah mendekati masa pensiun, imajinasikan bahwa power kita tidak sebesar yang kita punya.
  • Kurangi beban. Jangan ada hutang, jangan sakit, keluarga jangan menuntut.
  • Bangun dukungan sosial, siapkan istri, anak kandung. Dan juga ikut komunitas pensiunan BERGELORA, bersama-sama menebar manfaat.
  • Banyak beramal dan bersedekah, baik tenaga, ilmu maupun uang.
  • Mendekatkan diri pada Tuhan YME.

Kita bersama-sama MENEBAR MANFAAT dan MERAJUT SILATURAHIM BISNIS,
… 9riya 9old Makara consulting …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar