Jumat, 29 Agustus 2014

Post-power Syndrome, Apa dan Bagaimana Antisipasinya?

Pusat Pelatihan dan Pendampingan Bisnis PensiuananPost-power syndrome menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Kematangan emosi dan kehangatan keluarga sangat membantu untuk melewati fase ini. Dan satu cara untuk mempersiapkan diri menghadapi post-power syndrome adalah gemar menabung dan hidup sederhana. Karena bila post-power syndrome menyerang, sementara penderita sudah terbiasa hidup mewah, akibatnya akan lebih parah.
Apa yang dimaksud dengan Post-Power Syndrome?
Post Power Syndrome, merupakan istilah dalam ilmu psikologi, yaitu  suatu keadaan yang terjadi akibat seseorang hidup dalam kesuksesan masa lalunya (bisa berupa jabatan, karier, kecerdasan, kepemimpinan, atau hal lainnya), Post Power Syndrome bisa datang pada semua lapisan masyarakat yang memiliki pekerjaan rutin,seperti karyawan,guru.dosen dan sebagainya.Memang yang paling merasakan adalah bila seseorang pernah berada ditempat yang “terhormat” dan tiba tiba harus melepaskan semuanya.

Gejala yang  cenderung  muncul pada masa Post Power Syndrome adalah sebagai berikut : 
  1. Gangguan fisik: tampak kuyu, terlihat lebih tua, sakit – sakitan.
  2. Gangguan emosional: mudah tesinggung dan marah kendati untuk hal yang sepele, tidak suka dibantah, tidak mau menerima saran
  3. Gangguan prilaku: pendiam, lunturnya antusias menghadapi hidup, suka bernostalgia masa masa kejayaannya, rentan terhadap berbagai perubahan
Siapakah yang rentan terkena Post-Power Syndrome?
Pelatihan Pra Pensiun, 0813 15588 325Tidak semua lansia akan mengalami post-power syndrome saat memasuki masa pensiun. Pada umumnya ciri kepribadian yang rentan terhadap post-power syndrome adalah mereka yang senang dihargai dan dihormati orang lain, gila jabatan, dan suka dilayani orang lain – atau biasa disebut orang yang memiliki need of power yang tinggi. Tetapi sebaliknya, orang-orang dengan kepercayaan diri yang kurang kuat, sehingga selalu membutuhkan pengakuan dari orang lain, dan merasa aman melalui jabatannya – saat memasuki masa pensiun pun rentan terkena post power syndrome.
Langkah langkah  untuk mencegah terjadinya post power syndrome
  1. Mempersiapkan diri sedini mungkin.dengan menanamkan di dalam hati bahwa tidak ada manusia yang bisa hidup selamanya. Bahwa suatu waktu .suka ataupun tidak,kedudukan kita akan digantikan oleh orang lain.
  2. Menemukan aktualisasi diri yang baru, hal itu akan sangat menolong baginya. Misalnya seorang manajer yang terkena PHK, tetapi bisa beraktualisasi diri di bisnis baru yang dirintisnya (agrobisnis misalnya), ia akan terhindar dari resiko terserang post-power syndrome.
  3. Mempersiapkan tabungan sebaik-baiknya dan rencana investasi jangka panjang dengan resiko yang seminim mungkinMengikuti program pelatihan masa persiapan pensiun dan pendampingan bisnis sedini mungkin
program training karyawan, perusahaan training, konseling pra pensiun, 089654089577Dukungan dan pengertian dari orang-orang tercinta sangat membantu penderita. Bila penderita melihat bahwa orang-orang yang dicintainya memahami dan mengerti tentang keadaan dirinya, atau ketidak mampuannya mencari nafkah, ia akan lebih bisa menerima keadaannya dan lebih mampu berpikir secara dingin. Hal itu akan mengembalikan kreativitas dan produktifitasnya, meskipun tidak sehebat dulu. Akan sangat berbeda hasilnya jika keluarga malah mengejek dan selalu menyindirnya, menggerutu, bahkan mengolok-oloknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar